Apa aku “yang spesial” bagimu?
Ada salah seorang teman, ia bilang padaku, aku begitu
spesial bagi temannya, yang juga temanku.
Katanya, untuk hari ulang tahunku, ia rela begadang sampai
pagi demi membuatkan aku sesuatu yang spesial.
Katanya, ia rela meninggalkan pekerjaannya, demi mendengar
keluh kesah diriku yang sedang dirundung masalah.
Katanya, ia membalas pesan pesanku dengan cara yang spesial.
Katanya, ia bersikap kepadaku dengan sikap sikap yang
spesial.
Sering kali diri ini merasa spesial jika kau melakukan
berbagai hal terhadapku.
Aku
tau kau. Aku tau kau merasa harus selalu melindungiku karena kau sahabatku.
“Yang spesial” katanya.
Berulang kali aku meyakinkan diriku, bahwa bukan aku “yang
spesial” untuknya.
Bahkan, ia sering bilang padaku bahwa ia ingin mencari
sesosok “yang spesial” itu, namun tak kunjung menemukannya.
Ia bilang, aku lah orang pertama yang akan ia beritahu jika
sudah menemukan “yang spesial”.
Tandanya, sangat lucu jika aku mengharapkan jadi “yang
spesial” untuk dirinya.
Oh tidak!
Aku tidak boleh berpikir begitu! Tidak boleh sama sekali!
Aku sahabatnya. Aku peduli padanya.Aku selalu ingin
mendengar ceritanya.
Dia sahabatku. Dia selalu peduli padaku. Dia meninggalkan
pekerjannya untuk diriku.
Kita bersahabat.
Tak akan jadi indah persahabatan ini jika aku mengira aku
lah “yang spesial” bagimu.
Kita harus menemukan “yang spesial” bagi diri kita masing
masing.
Cukuplah saling bercerita tentang harimu dan hariku.
Cukuplah saling menguatkan dalam masalah masing masing.
Cukuplah saling menghibur saat duka menghampiri salah
satunya.
Kau tau? Kupikir kita bagaikan dua buah tali.
Kita diikat oleh sebuah ikatan, namanya persahabatan.
Tali itu ditarik sangat kencang, hingga mencapai titik
maksimumnya.
Itu lah kita. Saling menguatkan ikatan itu.
Coba kau pikir, apa yang terjadi jika tali itu terus ditarik
dengan dua kekuatan yang sama dari kedua sisinya.
Tali itu mesti akan putus.
Begitulah kita. Jika kita terus menarik ikatan kita melebihi
kapasitas dan menjadi “yang spesial”, yang akan terjadi adalah ikatan itu akan
terputus pada suatu saat yang tepat.
Maka, yang harus kita lakukan hanyalah mempertahankan ikatan
itu agar tidak melonggar dan membuat tali kembali terpisah.
Tak usahlah berharap menjadi “yang spesial”.
Karena yang spesial akan datang pada waktunya.
Ku tunggu kau dengan kabar “aku telah temukan yang spesialku”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar