Kamis, 03 November 2016

Yang Spesial, 11 April 2016

Apa aku “yang spesial” bagimu?
Ada salah seorang teman, ia bilang padaku, aku begitu spesial bagi temannya, yang juga temanku.
Katanya, untuk hari ulang tahunku, ia rela begadang sampai pagi demi membuatkan aku sesuatu yang spesial.
Katanya, ia rela meninggalkan pekerjaannya, demi mendengar keluh kesah diriku yang sedang dirundung masalah.
Katanya, ia membalas pesan pesanku dengan cara yang spesial.
Katanya, ia bersikap kepadaku dengan sikap sikap yang spesial.
Sering kali diri ini merasa spesial jika kau melakukan berbagai hal terhadapku.
Aku tau kau. Aku tau kau merasa harus selalu melindungiku karena kau sahabatku.

“Yang spesial” katanya.
Berulang kali aku meyakinkan diriku, bahwa bukan aku “yang spesial” untuknya.
Bahkan, ia sering bilang padaku bahwa ia ingin mencari sesosok “yang spesial” itu, namun tak kunjung menemukannya.
Ia bilang, aku lah orang pertama yang akan ia beritahu jika sudah menemukan “yang spesial”.
Tandanya, sangat lucu jika aku mengharapkan jadi “yang spesial” untuk dirinya.

Oh tidak!
Aku tidak boleh berpikir begitu! Tidak boleh sama sekali!

Aku sahabatnya. Aku peduli padanya.Aku selalu ingin mendengar ceritanya.
Dia sahabatku. Dia selalu peduli padaku. Dia meninggalkan pekerjannya untuk diriku.
Kita bersahabat.
Tak akan jadi indah persahabatan ini jika aku mengira aku lah “yang spesial” bagimu.
Kita harus menemukan “yang spesial” bagi diri kita masing masing.
Cukuplah saling bercerita tentang harimu dan hariku.
Cukuplah saling menguatkan dalam masalah masing masing.
Cukuplah saling menghibur saat duka menghampiri salah satunya.

Kau tau? Kupikir kita bagaikan dua buah tali.
Kita diikat oleh sebuah ikatan, namanya persahabatan.
Tali itu ditarik sangat kencang, hingga mencapai titik maksimumnya.
Itu lah kita. Saling menguatkan ikatan itu.
Coba kau pikir, apa yang terjadi jika tali itu terus ditarik dengan dua kekuatan yang sama dari kedua sisinya.
Tali itu mesti akan putus.
Begitulah kita. Jika kita terus menarik ikatan kita melebihi kapasitas dan menjadi “yang spesial”, yang akan terjadi adalah ikatan itu akan terputus pada suatu saat yang tepat.
Maka, yang harus kita lakukan hanyalah mempertahankan ikatan itu agar tidak melonggar dan membuat tali kembali terpisah.
Tak usahlah berharap menjadi “yang spesial”.
Karena yang spesial akan datang pada waktunya.


Ku tunggu kau dengan kabar “aku telah temukan yang spesialku”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar