Kamis, 03 November 2016

Biru dan Oby

Aku dan Biru belum lama berteman
Baru satu tahun belakangan ini
Tapi, kami layaknya sudah berteman sejak lahir. Kami begitu dekat.
Kami menceritakan apa saja.


Aku, si Tosca yang bawel, banyak protes, begitu mudah dekat dengan siapapun.
Dia, Biruku yang begitu enak diajak bicara, tidak pernah membiarkanku bicara banyak.
Betapa sering ia memotongku bicara, kau bawel, katanya

Aku, si Tosca yang jika sedang jalan sendirian sering ditanya,"kemana Birumu? Biasanya dimana kau ada dia"
Dia, Biruku yang selalu datang tepat waktu. Tepat saat aku butuh bantuan.
Biruku yang pergi dan sibuk dengan hidupnya, jika aku memang tak perlu
Biruku yang selalu bilang, "kau itu harus feminin sedikit"
Ya, aku memang tidak feminin, tapi tidak tomboy juga menurutku
Teman perempuan dan laki-laki buatku memang sama, tidak ada bedanya.
Makanya, aku juga mengira akan biasa saja pada Biru, yang mana sahabatku ini memang selalu ada buatku.

Tidak, tidak. Aku juga tidak mau larut dengan perasaan ini.

Maaf maaf saja, untuk catatanku selanjutnya nanti, aku akan mengambil dari catatan lamaku, jadi bukan cerita baru.
Karena aku selalu menulis keluh kesahku pada Oby, laptopku tersayang.
Selama ini hanya Oby yang mengerti, hanya ia yang mendengar keluhanku tentang Biru. Oby tau banyak.
Kata-kata ku memang tak sebagus penulis Tere Liye, tapi aku hanya ingin berbagi cerita, pada Oby, dan sekarang, pada penjuru dunia.
Yap. Aku hanya akan mengupload nya disini, catatan lama.

Selamat membaca isi hatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar