Hallo, ini aku, Tosca.
Masihkah kau ingat aku?
Aku masih aku yang dulu
Entahlah dengan dirimu
Rasanya, belum lama kita tak jumpa
Tapi, mengapa rasanya kau begitu berbeda hari ini
Hmm.. mengapa harus dia
Mengapa harus dirinya yang membuatku cemburu?
Cemburu? Pertanyaan yang benar adalah, mengapa aku
harus cemburu?
Kita semua bersahabat, tapi mengapa kau berbeda.
Apa aku yang kurang kepo?
Aku khawatir dirimu tak suka jika aku ingin tau urusanmu.
Tapi, mengapa ke-kepo-an dirinya terhadap dirimu itu malah
membuat kalian begitu dekat?
Sepertinya kau dan dirinya saling membagi rahasia ya?
Tau kah kau betapa berguncangnya diriku melihat kedekatan
kalian?
Heuhhh.. mengapa pula aku harus begini?
Mengapa pula kau berbeda, hah?
Mengapa kau tak marah padanya saat membuka pesan pesan di
gadgetmu?
Mengapa kau malah tertawa?
Mengapa karena hal itu kalian jadi sangat dekat?
Hmm. Kalian memang dekat. Aku saja yang baru melihat.
Dan lagi.
Saat aku harus pulang dengan kaki yang tak berjalan sempurna
Kau membiarkanku untuk pulang sendiri
Tapi, kau dengan baiknya menanyakan pada dirinya apa dia
baik baik saja pulang sendiri
Aku memang tidak se-feminin dirinya
Aku memang biasa pulang sendiri
Aku memang bisa pulang di kala malam
Dan kau sangat tahu itu
Apa aku harus menjadi se-wanita dirinya?
Bahkan temanmu bilang, kau memang sangat perhatian pada
dirinya
Haaaahhhhh.. mendengarnya saja diriku ini langsung kacau, Biru.
Cukuplah hanya hari ini kau buat hatiku kusut berkali-kali
Jangan lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar